Far Cry Primal game survival yang menjadikan kamu manusia Primitif

 

Far Cry Primal, membawa pemain ke zaman batu di mana mereka akan berperan sebagai Takkar, yang secara harfiah adalah manusia gua. Mengacungkan gudang pentungan, tombak, busur, dan anak panah, Takkar harus menangkis suku-suku yang menyerang dan merebut kembali tanah airnya. Yang, dalam istilah pemain, adalah kode untuk membunuh banyak orang, membuat beberapa item, dan mengumpulkan beberapa barang kecil yang tidak penting. Gimmicknya kali ini adalah Anda bisa menjinakkan hewan liar dan membuat mereka melawan manusia demi Anda yang cukup menggembirakan.

Far Cry Primal menjadikan kamu seorang anggota suku Wenja bernama Takkar. Kamu akan berusaha untuk bertahan hidup dan mengumpulkan sesama anggota lainnya di dunia keras bernama Oros pada era Mesolitikum, 10.000 SM. Selain suku Wenja, terdapat dua suku lain yang ingin menguasai Oros, yaitu Udam dan Izila. Merekalah yang akan menjadi musuh utama kamu dalam game ini.

 

 

Seperti plot Far Cry sebelumnya, ternyata kamu adalah orang yang terpilih secara ajaib dan ditakdirkan untuk membawa suku Wenja menuju kemakmuran dan kedamaian. Karena kekaguman dukun setempat akan kemampuanmu menaklukkan burung hantu, kamu dinobatkan menjadi seorang Beast Master.

Dari awal, Far Cry Primal sudah menyuguhkan saya dengan Oros yang begitu luas dan indah berkat kecanggihan Dunia Engine. Melihat grafis Far Cry Primal yang terasa nyata dan detail, bulu kuduk saya berdiri. Visual yang memanjakan mata ini bahkan mampu membuat saya termenung, memikirkan betapa indahnya bumi kita sebelum dirusak oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Mulai dari desa yang seluruh penduduknya tewas oleh cakar dan taring besar harimau purba, hingga gua di bawah sungai yang ternyata menyimpan vegetasi nan indah. Kegiatan yang saya sukai adalah mendaki puncak tertinggi di Oros dan memandangi keelokannya selama beberapa menit, kemudian terjun ke danau di bawahnya

Namun, Oros yang begitu luas membuat saya kerepotan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, meskipun sudah mengeksploitasi Fast Travel. Kamu memang bisa mengendarai harimau purba untuk bepergian dengan cepat dalam game ini, namun kamu baru mempelajari keahlian itu di tengah permainan. Alhasil, saya harus mengeksploitasi tombol L3 untuk membuat Takkar terus berlari supaya cepat sampai ke tempat tujuan.

Sambil menjelajahi Oros, kamu akan ditemani oleh alunan musik perkusi yang mencekam sehingga membuat jantungmu terus berdebar. Jason Graves, seorang komposer yang pernah terlibat dalam Dead Space, Tomb Raider, The Order: 1886, dan Until Dawn, benar-benar orang yang tepat untuk menggarap audio dalam Far Cry Primal.

Gaya Bertarung Primitif

 

Far Cry Primal masih memiliki elemen dan gaya bermain yang sama dengan para pendahulunya. Di dunia Oros yang luas, kamu akan menemukan berbagai jenis tumbuhan untuk meracik bom dan obat, hewan buas yang secara tiba-tiba menyerang kamu tanpa sebab, serta dua hingga tiga orang suku musuh yang berpatroli dengan gagah berani, padahal mereka berada di area suku Wenja.

Kamu masih bisa menguasai markas musuh untuk memperluas wilayah suku Wenja, mencari sumber daya untuk memperkuat persenjataanmu, dan menyelesaikan misi guna mendapatkan experience untuk meningkatkan kemampuan karakter. Namun, Far Cry Primal memiliki sentuhan baru di dalamnya, yaitu menaklukkan hewan buas.

 

Kehadiran fitur penaklukan hewan jelas memberi angin segar pada serial Far Cry. Pasalnya, kini kamu memiliki variasi yang lebih luas untuk memulai pertarungan dengan suku Udam dan Izila. Kamu bisa menyuruh hewanmu bertindak sebagai pengalih perhatian selagi kamu mengendap-endap dari belakang dan melakukan Chained Takedown.

Namun, Oros yang terlalu luas dan misi yang kurang variatif, mungkin akan membuat kamu berharap segera menamatkan game ini. Semua kegembiraan yang kamu rasakan di awal permainan bisa saja pudar berganti dengan rasa bosan.