Pulau Mallorca tak kalah populer dibandingkan Pulau Menorca dan Pulau Ibiza. Pasir putih dan air laut seakan biru turkis juga menjadi pemandangan utama di sini.
Namun keriaan turis di Pulau Mallorca harus usai setelah wabah virus corona COVID-19 mulai menyambangi Spanyol.Pulau Mallorca untuk memenuhi panggilan wawancara di kedua lokasi tersebut. Sebelum menyambangi kantor perusahaan, saya menyempatkan diri membeli minum di supermarket.
Meningkatnya angka kasus positif virus corona di Kepulauan Baleares membuat pemerintah setempat mengeluarkan beberapa kebijakan demi membatasi penyebaran virus.Misalnya, tidak boleh menyelenggarakan kegiatan sosial yang melibatkan lebih dari 1.000 orang. Bar, restoran, diskoteka, dan café diminta untuk tutup.
Beberapa kota kecil di Pulau Mallorca yang tersohor dengan festival budaya dan pasar tradisionalnya; Marratxí, Binissalem, Sóller, dan Estellencs, ikut membatalkan acaranya tahunannya.
Rentetan seremoni perayaan Paskah yang akan digelar bulan April pun juga ditiadakan. Padahal acara-acara demikian digelar tiap tahun dan merupakan salah satu magnet kedatangan turis di pulau ini.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez menetapkan el estado de alarma (state of alarm/status alarm) untuk menekan penyebaran virus corona, karena angka kasus positif dan kematian semakin meningkat.
Artinya dalam situasi ini, warga wajib menetap di rumah. Aktivitas sekolah, bisnis, dan toko ditutup, kecuali supermarket, apotek, dan optik.Izin keluar diberikan bagi mereka yang bekerja di sektor transportasi publik, serta perawat bagi orang tua atau yang berkebutuhan khusus.
Spanyol merupakan negara ketiga dengan kasus terbanyak setelah Italia. Bayangkan, hingga Jumat (20/3) malam jumlah orang yang positif virus corona di Negara Matador ini sudah mencapai 21.571, sementara jumlah yang meninggal dunia sudah mencapai 1.093.
Cara terbaik untuk menekan penyebaran virus yakni dengan menetap di rumah, menghindari aktivitas tatap muka dengan teman atau keluarga, rajin mencuci tangan, dan menjaga kesehatan sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Meskipun hanya bisa beraktivitas di rumah, semangat warga Spanyol sejak awal penguncian tampak tak luntur. Saya memantau bagaimana warga di sini aktif mengampanyekan tagar saya menetap dirumah atau tetap dirumah agar warga lainnya tidak berpergian ke luar rumah.
Selain itu, di kota lain seperti Sevilla misalnya, terdapat video yang menampilkan beberapa warga melakukan olahraga bersama dari balkon apartemen masing-masing.
Selain itu, sebagian warga di beberapa kota serentak memberi aplaus dari rumah masing-masing kepada petugas medis, karyawan supermarket, dan petugas apotek. Aksi ini sebagai wujud apresiasi terhadap perjuangan mereka yang berada di garda depan demi melayani kebutuhan masyarakat.
Menetap di rumah bukan hanya sebagai wujud tanggung jawab kepada diri sendiri, tetapi juga kepada orang-orang di sekitar yang kesehatannya dapat terancam. Seperti kata pepatah di Indonesia, lebih baik mencegah daripada mengobati.