Linkterkini.com, Jakarta – Indonesia Sedang dilanda duka. Karena Salah Satu Putra Terbaiknya, Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie meninggal dunia pada usia 83 tahun di RSPAD Jakarta. Kabar meninggalnya BJ Habibie disampaikan oleh Kepala RSPAD Dr Terawan pada hari rabu pukul 18.05WIB. Rencananya jenazah mendiang akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan Pada Kamis 12 September 2019.
Semasa Hidup ia di kenal sebagai orang yang jenius. ia juga di kenal sebagai pribadi yang ramah serta rendah hati. Tidak hanya itu jasa jasa BJ Habibie dari menyelamatkan indonesia dari krisis moneter sampat mengembangkan industri penerbangan dalam negeri.
Rencana BJ Habibie akan di kebumikan bersebelahan dengan Makam sang istri tercinta, Hasri Ainun Besari Atau Biasa dipanggil Hasri Ainun Habibie.
Habibie telah lama menjalanin perawatan intensif di RSPAD sejak 1 september 2019. Selama Masa Perawatan Habibie Ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian seperti jantung, penyakit dalam dan ginjal.
Sang Putra, Thareq Kemal Habibie menyebutkan tim dokter RSPAD sudah berbuat yang terbaik.
“Tim Dokter sudah berbuat yang terbaik, tidak bisa berbuat apa lagi, mohon doa nya” ujar Tahreq dalam konferensi pers di RSPAD
Kiprah BJ Habibie, Si jenius Teknologi Dari Indonesia
Pria dengan nama panjang Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan presiden yang dilantik untuk menggantikan Posisi Soeharto. Habibie memiliki perbedaan tersendiri dari jajaran presiden RI. Dia adalah satu-satunya presiden dari etnis Gorontalo.
Dia Merupakan Lulusan dari Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung. Habibie Kemudian melanjutkan sekolahnya di RWTH Aachen, Jerman Barat dan mengambil jurusan spesialisasi Konstruksi Penerbangan.
Setelah lulus Dia langsung bekerja di perusahaan penerbangan di Jerman yang bernama Messerschmitt-Bölkow-Blohm. Sampai akhirnya dia di panggil pulang oleh Soeharto pada tahun 1973. Peranannnya sangat dibutuhkan untuk meneyelamatkan ekonomi RI yang pada saat itu memang membutuhkan seorang yang ahli teknologi.
Sepulangnya ke Indonesia dia langsung diminta untuk menjabat sebagai CEO industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Kemudian dia ditunjuk untuk menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi Peiode Tahun 1978 – 1998.
Dia Juga Pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT. Pelayaran Armada Laut Tahun 1978. Terakhir dia menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaannya PT. Regio Aviasi Industri.