Setelah tahun silam memperkenalkan Galaxy Fold, Galaxy Z Flip jadi jagoan baru Samsung di jagat ponsel layar lipat di 2020. Mengusung konsep berbeda dari Fold, Galaxy Z Flip tampak menjanjikan.
Jika Fold adalah ponsel yang saat terbuka menjadi semacam tablet, Z Flip merupakan smartphone biasa yang dapat ditekuk menjadi lebih kecil.
Pertama-tama, warna yang disematkan berkilauan tapi tak terlihat norak. Apalagi materialnya dari metal, terasa kokoh. Pilihan warnanya adalah mirror purple, mirror black dan mirror gold
Sayangnya permukaan Z Flip sangat rentan dengan jejak sidik jari sehingga agar tetap kinclong, pengguna harus rajin-rajin mengusapnya dengan kain.
Saat terbuka, Galaxy Z Flip layaknya smartphone biasa. Ukuran layar jenis Infinity Flex ini 6,7 inch, resolusi FHD+. Bahan pembuatannya dari kaca yang disebut Ultra Thin Glass. Sekilas tak ada beda dengan layar ponsel Android papan atas masa kini, jernih dan lega. Apalagi kamera depannya merupakan punch hole.
Memang ada ‘kejanggalan’, misalnya bagian tengah terlihat ada kerutan walau tak sangat kentara. Di bagian itu pula pada sisi-sisinya, terlihat celah yang merupakan engsel.
Untuk melipatnya, memang bisa dengan satu tangan. Namun pengguna harus hati-hati karena mekanisme lipat cukup berat sehingga jika kurang sigap, ada potensi Galaxy Z Flip terjatuh kecuali sudah terbiasa.
Amannya menggunakan kedua tangan. Menutupnya pun terasa cukup berat dan saat sudah mau menyatu, Z Flip menutup sendiri dengan kuat dan muncul semacam bunyi ‘klik’. Mekanisme lipat ini terasa solid dan kokoh.
Menariknya, lipatan Z Flip bisa terhenti dalam sudut 90 derajat. Maka, ponsel ini bisa didudukkan layaknya laptop. Buat selfie atau video call pun jadi praktis.
Z Flip otomatis mengenali jika sedang dalam keadaan tertekuk. Layarnya menjadi terpisah atas bawah alias split screen. Misalnya akses kamera, maka bagian atas adalah viewfinder dan bagian bawah untuk operasional.
Memegangnya dalam kondisi terbuka cukup nyaman di telapak tangan, apalagi saat tertutup. Kita seperti membawa separuh smartphone, mudah dan ringkas dimasukkan dalam saku atau tas.
Bagian belakang disematkan dua kamera. Uniknya di bagian kiri bawah, terdapat layar 1 inch untuk menampilkan beragam informasi. Satu lagi, layar ini dapat menjadi viewfinder selfie. Meskipun amat mungil, cukuplah buat sekadar mengetahui gaya kita di depan kamera.
Samsung sepertinya cukup percaya diri dengan Galaxy Z Flip. Buktinya ponsel ini langsung bisa dibeli beberapa saat sesudah rilis, tak seperti Galaxy Fold yang pemasarannya beberapa kali tertunda.
Maka, Galaxy Z Flip jelas menarik. Desainnya premium, mekanisme lipatnya solid, bisa didirikan layaknya laptop dan harganya lebih murah dari Fold. Pengalaman membuat Fold mungkin jadi pelajaran bagi Samsung saat merancang Z Flip. Mereka berhasil membuatnya lebih baik, lebih fungsional. Untuk saat ini soal ponsel layar lipat, Samsung berada di depan.