Sejarah Alat Pembayaran Bon Kontan Dikota Langsa

Gedung bernama Balee Juang itu merupakan Museum Kota Langsa. Di kanan gedung berdiri tegap tiang yang mengikatkan bendera merah putih. Suara kendaraan terdengar riuh berlalu-lalang di sekeliling luar gedung

Menginjakkan kaki ke dalam gedung, susana langsung berubah. Hening. Suara kendaraan nyaris tak terdengar. Dinding-dinding penuh dengan koleksi benda bersejarah. Di sudut kanan dalam gedung terlihat pria dewasa mengenakan baju merah asyik memotret benda-benda yang terletak di dalam kaca

Seorang pengunjung mahasiswa dari Banda Aceh, Safrizal berkomentar, museum Langsa itu sangat tepat menjadi destinasi wisata sejarah dan pusat kajian sejarah

Kehadiran museum itu tampaknya diharapkan bisa membuat masyarakat menambah pengetahuan terkait sejarah Langsa maupun provinsi Aceh serta tidak melupakan peradaban Islam di provinsi berjuluk bumi Serambi Mekkah tersebut

Kepala Seksi Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kabudayaan (Disdikbud) kota Langsa, Riza Arizona mengatakan Museum Kota Langsa baru diresmikan pada 22 Januari 2019

Ia mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan museum. Tidak hanya menampilkan gambar, benda, berserta deskripsinya tentang berbagai bukti sejarah namun juga akan menampilkan audio visualnya sehingga generasi muda lebih mudah memahami

Pada zaman kolonial, Balee Juang merupakan gedung dagang. Bangunan yang didirikan pada 1920 dan beralamat di jalan A Yani, Langsa, tersebut menjadi kantor perdagangan Hindia-Belanda

Kemudian pascakemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), gedung itu juga pernah digunakan sebagai kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Timur, sebelum daerah itu mekar dari Aceh Timur menjadi kota Langsa pada 2001

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh juga sedang melakukan program pengembangan pariwisata baru di Aceh. Daerah paling barat Indonesia itu tidak lagi hanya mau mengandalkan destinasi wisata di Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kota Sabang

Dia menjelaskan, selama ini Aceh hanya terkenal dengan keindahan Pulau Weh di Sabang, serta wisata sejarah yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar, sedangkan daerah-daerah lain belum tergarap.

Padahal daerah Serambi Mekkah itu sebenarnya memiliki lokasi-lokasi lain yang potensial, seperti ketika ke Langsa dan Aceh Tamiang. Tampaknya Aceh membutuhkan spot-spot wisata baru agar wisatawan tidak bosan ketika menyambanginya

Karena itulah, para pelaku usaha pariwisata di Aceh sangat diharapkan bisa menciptakan paket wisata baru untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh dengan dukungan Pemerintah Aceh