Xavi Ditakdirkan Memang Untuk Melatih Tim Barcelona

Barcelona pernah merasakan menjadi klub yang begitu disegani di Eropa dan dunia ketika Pep Guardiola menjabat sebagai pelatih di Camp Nou.Sejak Juli 2008 hingga Juni 2012, 14 trofi dari berbagai ajang dipersembahkan Guardiola bersama FCBarcelona.

Gaya bermain Barcelona dari tiki-taka milik Guardiola pun kian memudar. Dominasi Barcelona setelah itu mungkin tidak sekental bersama Guardiola, namun lemari trofi tetap bisa terisi.

Mendiang Tito Vilanova, Luis Enrique, hingga Ernesto Valverde adalah pelatih-pelatih selepas Guardiola yang masih bisa memberikan gelar untuk Barcelona.

Sosok seperti Enrique dan Guardiola itu yang kini dibutuhkan Barcelona. Nama yang paling santer dikaitkan dengan klub asal Catalunya itu adalah mantan kapten mereka, Xavi Hernandez, yang kini melatih klub Qatar Al Sadd.

Posisi pelatih FcBarcelona yang kini ditempati Quique Setien masih bisa berubah musim depan. Media-media Spanyol menyebut sisa musim ini jadi pertimbangan manajemen memperpanjang atau memutus kontrak Setien.

Xavi merupakan contoh gelandang sempurna dengan kualitas lengkap. Dia kuat, punya kualitas olah bola mumpuni, dan visi bermain yang apik. Bersama Andres Iniesta, Xavi adalah kombinasi ideal di lini tengah FcBarcelona .

Total Xavi mempersembahkan 25 gelar juara untuk FcBarcelona di sepanjang kariernya. Sembilan ‘tangan’ pelatih dirasakan Xavi di Barcelona, mulai dari Louis van Gaal hingga Luis Enrique.

Kesuksesan Xavi sebagai pemain sama dengan yang dimiliki Guardiola di Barcelona. Tetapi, Xavi tentu bukan Guardiola. Skema dan permainan yang diterapkan juga berbeda.

Langkah Xavi untuk bisa melatih Barcelona boleh dibilang lebih bagus ketimbang Guardiola. Ketika manajemen Barcelona berjudi ‘menaikkan’ Guardiola dari Barcelona B, Xavi justru ‘sudah menimba ilmu’ bersama Al Sadd.

Dalam 28 pertandingan bersama Al Sadd, Xavi meraih 15 kemenangan, 4 kali imbang, dan 9 kali kalah di berbagai ajang. Dua trofi diriah Xavi di klub tersebut, Piala Super Qatar 2019 dan Piala Qatar 2020. Torehan bagus untuk musi pertama seorang pelatih.

Bersama Al Sadd, Xavi lebih banyak bermain dengan pola 4-3-2-1, sementara Guardiola 4-3-3 semasa di Barcelona. Meski demikian, pola yang diterapkan Xavi di Al Sadd tetap sesuai kebutuhan, terkadang pakai 4-2-2 atau 4-3-3.

Semasa bermain, Xavi menilai sepak bola sebagai hubungan ‘ruang waktu’. Dia tidak peduli dengan seperti apa sebuah permainan. Yang ada di pikiran Xavi hanya seorang pemain mesti memanfaatkan ruang dengan baik, karena dengan begitu bola akan mudah mengalir kepadanya.

Skema itu yang sepertinya diterapkan Xavi di Al Sadd. Pemain-pemain Al Sadd tidak banyak mengontrol atau menahan bola, tapi cepat memberikan bola kepada rekan yang dalam posisi lebih terbuka.

Xavi punya banyak modal kuat untuk jadi pelatih FcBarcelona . Dengan gelar-gelar yang diraihnya, para pemain akan lebih menghormati sosok Xavi. Sama seperti ketika Guardiola melatih Barcelona.

Belum lama ini Xavi juga ikut campur soal rivalitas FcBarcelona dengan Real Madrid. Xavi menyebut Real Madrid lebih banyak mendapat keberuntungan saat juara Liga Champions, ketimbang FcBarcelona .

Untuk jadi juara Liga Champions, Barcelona harus benar-benar superior dan mendominasi. Pernyataan itu menunjukkan Xavi punya takdir sebagai pelatih senior Barcelona.

Ketika Ernesto Valverde dirumorkan bakal didepak pada Januari lalu, nama Xavi jadi salah satu yang dimunculkan sebagai pengganti. Isu Xavi dihubungi pihak Barcelona terus mencuat. Tetapi Xavi menolak, karena dia ingin memulainya dari awal musim.

Jika ke FcBarcelona musim depan, Xavi diyakini akan melakukan sejumlah perombakan. Pemain-pemain senior macam Sergio Busquets, Ivan Rakitic, atau Gerard Pique mungkin bisa jadi pelengkap kedalaman skuat. Bisa jadi hanya Lionel Messi pemain senior yang diandalkan Xavi.

Apabila Xavi menerima tawaran manajemen Barcelona untuk musim 2020/2021, salah satu tantangan yang bisa dihadapi Xavi adalah masalah transfer pemain.Pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini membuat FcBarcelona kesulitan keuangan. Bahkan para pemainnya harus rela potong gaji hingga 70 persen.