Mengenal Hemiscyllium halmahera Bawah Laut Di Ternate

Dipulau ternate yang memiliki banyak destinasi alam bawah laut yang indah yang dimana ada salah satu jenis binatang langka yang dimana sering disebut dengan nama Hemiscyllium halmahera atau dikenal dengan nama hiu berjalan yang berada di maluku utara yang ditemukan oleh ilmuan yang berasal dari australia

Hiu berjalan ini dikenal dengan sebutan gorango haga. Allen menemukan gorango haga saat menyelam di teluk buli, pulau Halmahera, namun baru dinyatakan endemik setelah Allen melakukan riset pada 2012.

Hiu berjalan ini mudah ditemukan di titik penyelaman taman falajawa yang berada di pusat kota ternate.Walking shark dapat di temukan di bawah laut yang berdekatan dengan terumbu karang.Pada hiu ini, ditemukan bintik hitam berukuran relatif besar pada daerah moncong, sepasang tanda gelap pada bagian ventral (bagian bawah) kepala, dan belang berbentuk huruf “U” pada bagian atas

Hewan ini memiliki warna dasar cokelat dengan sejumlah bintik gelap berbentuk polygon, meski termasuk dalam jenis hiu, hemiscyllium halmahera hanya memiliki panjang 68 sentimeter hingga 1,22 meter. Walking shark menggunakan sirip dada, panggul, dan punggung untuk merayap di pasir sehingga terlihat seakan-akan hewan ini tengah berjalan

Di Kota Ternate, gorango haga paling mudah ditemui di pesisir pantai yang terletak di pusat kota, di kedalaman 2 sampai 3 meter. Sekali penyelaman, penyelam bisa menemukan 3 hingga 6 ekor walking shark. Sebagai hewan nocturnal, walking shark lebih mudah ditemukan pada penyelaman malam hari.

Sebagai hewan endemik, keberadaan walking shark di pesisir Ternate merupakan harta karun dunia bawah laut. Namun reklamasi yang ‘getol’ dilakukan pemerintah daerah beberapa tahun belakangan ini dikhawatirkan akan mengganggu habitat hiu berjalan hemiscyllium Halmahera.

Dekan fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Khairun ternate, dr. Janib Haji Ahmad menyatakan, rekayasa pesisir pantai berupa reklamasi akan mengganggu pola arus yang berpengaruh pada migrasi biota laut. Karena itu pembangunan seharusnya juga mempertimbangkan aspek ekologi.

Dengan segala kekayaan alam di sana, sudah seharusnya pemerintah dan masyarakat kompak menjaga lingkungan, tujuannya apalagi kalau bukan melindungi hiu-hiu lucu ini