Beberapa Pemain Liga Inggris Yang Keras Kepala Di Saat Virus Corona Melanda

Pemain-pemain di level elite Liga Inggris bersikeras belum buka suara soal kesediaan mereka menerima pemotongan gaji selama pandemi virus corona atau Covid-19.

Sikap kepala batu pemain-pemain Premier League itu akhirnya memakan korban. Liverpool dan Tottenham Hotspur yang masuk ke dalam klub besar Liga Inggris saat ini merumahkan karyawannya karena kesulitan keuangan sebagai imbas dari wabah virus corona.

Andai saja para pemain Liga Inggris tersebut bergerak cepat dengan bersedia mendapat pemotongan gaji dari klub, karyawan-karyawan klub tersebut mungkin tidak akan mendapatkan ‘cuti’.

Padahal, gaji para pemain Liga Inggris itu merupakan yang paling tinggi di antara lima liga top Eropa saat ini. Sebanyak 20 klub Premier League musim ini memiliki pengeluaran tahunan 58,7 juta poundsterling atau setara dengan Rp1,1 triliun untuk membayar gaji pemainnya.

Sementara itu, gaji pemain 20 klub La Liga Spanyol hanya 40,7 juta poundsterling, Serie A Liga Italia memiliki total gaji tahunan 30,1 juta poundsterling, sedangkan Bundesliga Jerman dan Ligue 1 Prancis ada di angka 29,4 juta poundsterling serta 20,9 juta poundsterling.

Sikap pemain-pemain di Negeri Ratu Elizabeth berbeda jauh dengan pemain-pemain dari La Liga. Pemain Barcelona jadi yang pertama yang menyatakan bersedia menerima pemotongan gaji sebesar 70 persen.

Tidak hanya itu, Lionel Messi dan kawan-kawan juga memastikan karyawan klub tersebut menerima 100 persen gaji mereka setelah skuat utama mendapat pemotongan gaji.

Atletico Madrid menyusul keputusan pemain Blaugrana dengan menerima pemangkasan gaji 70 persen. Pengurangan gaji itu guna menopang upah pekerja non-staf Los Rojiblancos.

Liverpool dan Tottenham merumahkan karyawan non-staf mereka. Bahkan, The Reds yang notabene juara bertahan Liga Champions sampai berharap pemerintah Inggris ikut menanggung gaji pegawai mereka. Langkah Liverpool dan Tottenham merumahkan karyawan mengikuti keputusan Newcastle United, Bournemouth, dan Norwich City.

Jika permintaan Liverpool kepada pemerintah itu sampai jadi kenyataan, hal tersebut sangat disayangkan. Karena Liverpool berada di posisi ketiga sebagai klub Liga Inggris dengan pengeluaran gaji tahunan terbesar, di bawah Manchester City dan Manchester United.

Kepala batu pemain-pemain Liga Inggris memunculkan reaksi keras dari pemerintah setempat. Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock sampai berbicara kepada publik agar bintang-bintang Premier League itu potong gaji selama pandemi virus corona.

Selain Menteri Kesehatan, parlemen Inggris juga mengancam akan menaikkan pajak pemain-pemain Liga Inggris atau penalti lainnya, jika Premier League tidak juga bereaksi membantu pemerintah menanggulangi masalah Covid-19.

Townsend meminta Hancock mengurusi kepentingannya sendiri, termasuk meningkatkan gaji tenaga medis di Inggris. Selain Towsend, mantan kapten Manchester United Wayne Rooney yang kini bermain di Derby County juga buka suara.

Wayne Rooney merasa pemain di Inggris dijadikan kambing hitam karena belum merespons soal pemotongan gaji. Rooney juga tidak sepakat seluruh pemain di semua level Liga Inggris ‘dipukul rata’ mendapat pemotongan gaji 30 persen.

Rooney sendiri tidak keberatan jika harus mendapat pemotongan gaji. Hanya saja, beberapa pemain masih mendapatkan gaji kecil dan tidak layak ikut dipotong 30 persen.

Padahal pemain-pemain Premier League bisa mencontoh Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo. Kedua pemain itu sudah atau siap menerima pemotongan gaji, namun masih bisa memberikan sumbangan pribadi untuk tenaga medis guna menyelesaikan wabah corona.

Soal pemotongan gaji pemain Liga Inggris ini belum final. Kapten-kapten klub tersebut kabarnya akan kembali berbicara dengan eksekutif klub minggu ini guna meminta kepastian alasan mengapa pemotongan gaji 30 persen itu perlu dilakukan.